فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ذَلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ
”Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari
peringatan Kami, dan hanya menginginkan kehidupan duniawi. Itulah batas
pengetahuan mereka.” (QS An-Najm ayat 29-30)
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan dalam sebuah haditsnya bahwa dampak negatif menjadi pemburu dunia sangat jelas’
مَنْ
كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ
فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا
كُتِبَ لَهُ
“Barangsiapa yang dunia adalah ambisinya, niscaya
Allah ta’aala cerai-beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran di
hadapan kedua matanya dan Allah tidak memberinya dari harta dunia ini,
kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR Ibnu Majah 4095)
Dan
sebaliknya, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan manfaat yang
diperoleh orang bertaqwa yang menjadikan akhirat sebagai perhatian
utamanya.
وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ
أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ
رَاغِمَةٌ
“Dan barangsiapa yang akhirat menjadi keinginannya,
niscaya Allah ta’aala kumpulkan baginya urusan(dunia)-nya dan dijadikan
kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun
keadaannya.” (HR Ibnu Majah 4095)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus